Kamis, 27 Desember 2012

[Movie Review] 5cm



Akhirnya, setelah penantian panjang, film 5cm pun beredar di bioskop tanah air sejak 12 Desember 2012 yang lalu. Film yang diangkat dari novel laris karya Donny Dhirgantoro ini berhasil menyedot perhatian publik. Gunung Semeru yang menjadi latar utama film ini juga dikabarkan ramai dikunjungi wisatawan yang terinspirasi film ini.

Menceritakan 5 sahabat di bangku kuliah yang terdiri dari Genta, Arial, Ian, Zafran dan satu-satunya perempuan diantara mereka, Riani. Setelah bersahabat sekian lama, mereka merasa perlu melakukan sesuatu yang bisa lebih mempererat hubungan mereka. Ide pun bermunculan, sampai akhirnya ide untuk tidak saling bertemu dan menyapa selama 3 bulan dari Genta disetujui.

Perjumpaan kembali setelah 3 bulan dirayakan dengan pergi ke suatu tempat atas usul Genta. Ya, tak lain adalah Gunung Semeru. Mereka berlima ditambah Dinda, adik perempuan Arial, berangkat menuju puncak Gunung Semeru. Banyak cerita menarik dari 5 sahabat ini sampai mereka berhasil mencapai puncak Semeru.

Sutradara Rizal Mantovani dengan baik memvisualisasikan semua adegan yang ada di novel. Bagi yang sudah pernah membaca novelnya, mungkin film ini hanya menjadi media realisasi visual yang sebelumnya hanya berada di imaji masing-masing. Untuk cerita, tentu tidak sama sepenuhnya dengan yang ada di novel. Donny yang juga menjadi penulis naskah di film ini juga berhasil menulis ulang ceritanya dengan baik.

Namun, ada beberapa bagian dari film yang menurut saya menarik untuk dibahas. Seperti pergantian karakter ‘leader’  dalam cerita. Di bagian awal, narasi dari tokoh Zafran sangat mendominasi, penonton akan terbawa menikmati cerita melalui sudut pandang Zafran. Namun dipertengahan cerita, tokoh Genta mulai mendominasi sudut pandang cerita. Belum lagi ditambah ketika adegan rombongan ini mendaki gunung, memang Genta yang menjadi leader. Narasi  tokoh Zafran pun hilang, penguatan sudut pandang mulai terbagi rata di masing-masing tokoh.

Begitu juga dengan pengambilan gambar. Pada adegan di perjalanan menaiki mobil jip menuju pos pertama pendakian, mobil berhenti sebentar, dan lima sekawan ini mulai memandangi Gunung Semeru. Kamera tidak langsung mengarah ke objek yang mereka saksikan, tapi ditahan dengan mengalihkan ke masing-masing tokoh yang sedang berkomat-kamit mengucapkan quotes satu persatu. Setelah mereka selesai, baru penonton dusuguhkan pemandangan Gunung Semeru dari berbagai sisi dengan musik pengiring yang syahdu.

Trik yang sangat baik, membuat rasa penasaran penonton semakin tinggi dengan objek yang akan segera ditampilkan. Namun, jika itu dilakukan berulang-ulang, akan terasa membosankan dan penonton pun tahu mereka akan dibuat menunggu lagi. Seperti adegan saat kelima sahabat itu sampai di Ranu Kumbolo. Euforianya tak sebesar yang pertama.

Dari pemeran, semuanya tampil maksimal. Tentu, kerinduan akan Herjunot Ali yang sudah lama tidak tampil di layar lebar terbayar disini dengan akting menawannya. Nidji pun terasa cocok mengisi pos musik latar. Lagu-lagunya terasa lebih kolosal di film ini.

Overall, film ini sangat baik dikonsumsi oleh siapa saja. Dan tampaknya baru kali ini ada film Indonesia yang membuat saya tidak menonton film lain selain film Indonesia setelah menonton film ini. Maju terus film Indonesia!

Petinggi BEM UI dan Unpad Siap Dukung Garuda Keadilan Jawa Barat


Yasir Mukhtar, Faldo Maldini dan M. Tandri

Pada acara Silaturahim Garuda Keadilan Jawa Barat, Selasa (25/12) di Bandung, hadir 2 petinggi Badan Eksekutif Mahasiswa dari Universitas Indonesia, Faldo Maldini dan M. Tandri dari Universitas Padjajaran. Mereka khusus datang ke Bandung siang itu untuk mengisi satu sesi yang memang berkaitan dengan kepemudaan.

Dalam diskusi dan sharing yang dipandu oleh Yasir Mukhtar dari Divisi Komunikasi BEM UI,  dua ketua BEM dari Universitas yang berada di Jawa Barat itu memberikan semua pengalamannya selama berada di organisasi dihadapan sekitar 150 orang yang hadir siang itu. Keterkaitan dakwah pemuda dengan organisasi lain menjadi topik perbincangan yang hangat. “Sebagai aktivis dakwah, kita itu harus ikhlas dan ga boleh malu menunjukkan identitas kita!” ucap Faldo ketika ditanya bagaimana sikap  seorang aktivis dakwah di masyarakat, terutama kampus.

Setelah tema tentang peran aktivis dakwah di kampus yang menjadi daya tarik bagi peserta diskusi yang mayoritas mahasiswa, giliran soal passion disindir habis-habisan oleh bang Yasir. Beliau bercerita tentang apa yang harus dilakukan pemuda untuk kemajuan Indonesia. “Kalian hanya perlu fokus dan tekun pada sesuatu yang kalian minati, dan gunakan itu sebagai alat untuk mengembangkan dakwah Islam dan membangun Indonesia,” katanya.

Kemudian, sebuah video tentang gerakan sosial pun diputar oleh bang Yasir. Di video tersebut terlihat sekelompok anak muda memunguti sampah secara sukarela di area Car Free Day Jakarta. Mereka dengan bangga menamakan diri sebagai ‘Gerakan Operasi Semut’. “Nah, teman-teman bisa lihat, hanya dari ide dan hal kecil, mereka yang di video itu bisa melakukan perubahan walaupun masih sedikit,” katanya. “Itulah yang harus dilakukan Garuda Keadilan di Jawa Barat!” tambahnya lagi.

Setelah 2 video lain diputar, akhirnya bang Yasir menyarankan agar para peserta berkumpul dalam satu kelompok dari daerah asal yang berbeda. Hari itu ada sekitar 120 peserta yang hadir dari 26 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk membuat sebuah ide gerakan sosial yang bisa memberikan perubahan, simple, konkret, dan mudah di duplikasi. Dari sekian banyak ide yang ditampilkan akhirnya terpilih ‘Gerakan 1000 Jilbab Untuk Jawa Barat’ yang akan segera direalisasikan.


Rabu, 26 Desember 2012

Catatan dari Silaturahim Garuda Keadilan Jawa Barat


Ibu Netty Heryawan di Silaturahim Garuda Keadilan Jawa Barat

“Bang, acara Garuda Keadilan di Bandung hari ini dari jam 8 pagi, jalan sendiri ya bang,” Begitu kira-kira isi pesan singkat Bu Yuli, Pembina Bekasi Islamic Youth Camp kepada saya sekitar jam setengah enam pagi, Selasa 25 Desember 2012 kemarin. Saya yang ditugaskan untuk berangkat langsung siap-siap pergi ke tempat travel terdekat. Mendadak memang, beberapa teman yang diundang juga mengaku baru mendapatkan kepastian acara, malam sebelumnya.

Selain saya, ada Arina dan Hanani, dua teman akhwat yang juga berasal dari Bekasi. Sampai di DPW PKS Jawa Barat  sekitar jam setengah sepuluh pagi. Sudah ada Ust. Tate Qomarudin yang sedang memberikan sambutan. Informasi yang saya terima mengenai acara ini hanya sebatas silaturahim pengurus Garuda Keadilan dari seluruh 26 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat.

Menjelang siang, ada materi yang sangat menarik yang dibawakan oleh Pak Arif Munandar, seorang trainer dan juga dosen di Universitas Indonesia. Beliau cerita panjang lebar, berbagi tips dan diskusi impresif nan interaktif dengan topik yang kami kenal dengan baik, pemuda. Bicara soal kepemudaan memang tidak ada habisnya. Mereka yang sudah berusia 40-an keatas pun masih ada yang menganggap dirinya adalah pemuda.

Di sesi kedua, giliran dua mahasiswa dari Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran yang mengambil alih mikropon untuk berdiskusi dengan tema dakwah, pemuda, dan social movement. Mereka bukan sembarang mahasiswa. Adalah Valdo Maldini, ketua BEM UI dan M. Tandri dari BEM Unpad sekaligus ketua BEM Seluruh Indonesia. Suasana diskusi siang itu terlihat lebih cair dan santai, mungkin karena jarak umur yang tidak jauh dengan peserta yang rata-rata juga mahasiswa. 


Atmosfer diskusi dan sharing semakin seru ketika istri Gubernur Jawa Barat, Ibu Netty Heryawan menyempatkan diri datang dan memberi sedikit wejangan. "Kami adalah pohon-pohon dan tembok gerakan dakwah ini. Dan kalian adalah buah-buah dan batu bata berikutnya yang akan melanjutkan semangat juang ini," kata beliau menyemangati. Dipastikan teriakan takbir dan tepuk tangan riuh memenuhi seisi aula sore itu.

Terlanjur semangat berdiskusi untuk menentukan gerakan sosial apa yang akan jadi pilot project pertama Garuda Keadilan Jawa Barat, acara terus berlangsung sampai magrib. Bang Yasir Mukhtar, mahasiswa komunikasi dari Universitas Indonesia yang jadi moderator sore itu terpaksa memperpanjang waktu diskusi setelah solat magrib. Akhirnya, sekitar jam 9 malam, acara selesai dengan disepakatinya ‘Gerakan 1000 Jilbab untuk Jawa Barat’ yang terpilih sebagai pilot project pertama Garuda Keadilan Jabar.

Semua yang hadir kemarin saya rasa puas dengan materi dan diskusi yang disampaikan. Bagaimana tidak, saya sendiri merasa tertohok setelah mengingat bahwa isi acara yang disampaikan kemarin, sebenarnya adalah versi lain dari ’10 Kriteria Da’I Tangguh’ yang biasa diulang di halaqoh pekanan.

Terima kasih Jawa Barat, terima kasih teman-teman!


Selasa, 18 Desember 2012

Live Review: Owl City, The Midsummer Station World Tour in Jakarta


Owl City Live in Jakarta.

Rabu, 14 November 2012 lalu, suasana Tennis Indoor Senayan sekitar jam 5 sore mulai riuh rendah dipenuhi oleh ratusan remaja ABG. Adalah Owl City, sebuah proyek musik pop elektronik mahakarya Adam Young yang menjadi magnet bagi para remaja itu.

Tak seperti pada kunjungannya yang pertama tahun lalu, di konser Owl City kali ini penonton yang datang terlihat lebih sedikit, baik di kelas  tribun maupun festival.  Dimulai sekitar pukul 8 malam, konser bertajuk The Midsummer Station World Tour ini dibuka dengan beberapa nomor instrumental sampai akhirnya “The Yacht Club” resmi dimainkan.

Kebanyakan penonton yang memang penggemar lama Owl City ini ikut ber-sing along di beberapa nomor awal yang di ambil dari album “Of June” dan “Maybe I’m Dreaming”. Lalu kemudian “Dementia” yang berkolaborasi bersama Mark Hoppus di album terbaru dibawakan sebagai penanda lagu-lagu baru lainnya yang akan dibawakan juga seperti “Shooting Star”, dan “Silhouette”.

Kejenuhan hampir saja terjadi jika lagu “Fireflies” tidak langsung  dibawakan ditengah-tengah pertunjukan malam itu. Kurang komunikatifnya Adam salah satu faktornya. Breanne Duren, si kibordis cantik itu juga berkasi biasa-biasa saja, tak seperti tahun lalu yang mengharuskan dia bernyanyi beberapa nomor solonya dengan iringan musik yang lebih kuat.

Hampir 20 lagu dibawakan Owl City dengan vokal apik malam itu, sayang tidak bisa melihat Adam bermain synthesizer-nya dengan lincah seperti tahun lalu.  Konser sederhana ini pun berakhir ketika encore “Good Time”, lagu yang dinyanyikan Adam bersama Carly Rae Jepsen itu dimainkan. Breanne pun menggantikan posisi Carly dengan baik.

Walaupun tidak begitu mengesankan, we such really had a good time!

Selasa, 11 Desember 2012

Bekasi, Ayo Milih!




Beberapa hari yang lalu, saya mencoba berkicau di akun twitter pribadi saya tentang Pemilukada Kota Bekasi yang akan segera dilangsungkan pada 16 Desember mendatang. Tanda pagar #PemilukadaBekasi pun saya gunakan menjadi topik kicauan. Pertama-tama, saya menyinggung soal sedikitnya tim sukses masing-masing calon walikota yang menggunakan social media dalam kampanye mereka.

Berkaca pada pemilihan gubernur DKI Jakarta bulan Juli lalu, peran social media ternyata memiliki pengaruh signifikan terhadap calon pemilih. Namun di Bekasi, terhitung dari 5 calon walikota yang maju pada Pemilukada tahun ini, hanya 2 calon yang memiliki akun twitter maupun laman facebook. Begitu juga dengan akun pribadi si calon walikota.

Saya pun lanjut berkicau mengenalkan satu persatu calon walikota dan wakil walikota. Respon yang saya terima cukup banyak, retweet pun bermunculan. Lalu saya mencoba survey secara acak dengan mengganti lokasi trending topic menjadi Bekasi. Ternyata masih sedikit masyarakat Bekasi yang menggunakan twitter yang proaktif soal Pemilukada Bekasi. Jangankan mengenali calon walikota, tanggal pemilihan saja masih banyak yang tidak tahu.

***

Shalih Mangara - Anwar Anshori
Ya, setelah menggunakan metode kampanye ‘kandidat calon walikota’ oleh masing-masing partai politik, akhirnya keluarlah 5 pasangan calon walikota dan wakil walikota Bekasi untuk periode 2013-2018. Adalah pasangan Shalih Mangara dan Anwar Anshori di nomor urut 1 yang berhasil mengumpulkan ribuan KTP masyarakat Bekasi sebagai syarat maju di Pemilukada tahun ini lewat jalur independen. Citra islami ditonjolkan oleh calon yang berlatar belakang ustadz ini untuk menarik calon pemilih. Terlihat sulit memang, apalagi untuk bisa menang satu putaran bagi pasangan independen dengan nama beken SALAM ini, kita lihat saja nanti.

SM2 - Anim Imanudin
Lalu di nomor urut 2, Sumiyati Mochtar Mohammad berpasangan dengan Anim Imanudin. Seperti yang kita tahu, ketidakharmonisan hubungan walikota dan wakil walikota periode sebelumnya membuat PDI-P maju sendiri di ajang 5 tahunan ini. Mengusung nama besar sang suami, Sumiyati mencoba peruntungan untuk kembali menguasai Bekasi bersama PDI-P. Tantangan tak kalah besar dihadapi pasangan ini. Maklum, wajah Bekasi benar-benar tercoreng saat Mochtar Mohammad, walikota sebelumnya ditangkap KPK akibat ulahnya dalam penyalahgunaan APBD 2010 dan penyuapan terhadap tim penilai piala Adipura. Kepercayaan masyarakat pun menurun drastis terhadap PDI-P. Kans memenangi Pemilihan pun terasa sangat kecil.

Dadang Mulyadi - Lucky Hakim
Wajah baru lainnya terlihat di pasangan nomor urut 3. Adalah Dadang Mulyadi dan pesinetron Lukman (Lucky) Hakim. Diusung oleh PPP, PAN dan Gerindra, pasangan ini muncul dengan konsep segar dan solutif. Dilihat dari hasil survey beberapa media lokal di Bekasi, pasangan ini ternyata berada di urutan kedua. PAN kembali memasang wajah ganteng kadernya di surat suara untuk menarik perhatian pemilih. Publik pun banyak meragukan kapabilitas Lucky Hakim di bidang politik. Namun begitu, pasangan ini patut diwaspadai sebagai underdog karena peluang mereka juga cukup besar untuk bisa memenangi pemilihan ini dengan hanya satu putaran.

Lanjut di nomor urut 4, pasangan terkuat di pemilukada kali ini. Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu, usungan Golkar dan PKS dengan partai pendukung PKB dan Hanura. Popularitas sebagai incumbent jelas dimanfaatkan betul oleh Pepen,-sapaan akrab Rahmat Effendi- untuk menarik massa yang sebelumnya menjabat sebagai Plt. Walikota ini. Sedangkan warga Bekasi juga sudah tahu betul akan sosok Ahmad Syaikhu, yang pernah menjadi anggota DPRD Bekasi dan juga maju pada Pemilukada periode sebelumnya. Mayorita  warga Bekasi yakin pasangan ini akan mendapatkan suara lebih dari 50% di pemilihan nanti berdasarkan polling berbagai versi.

Rahmat Effendi - Ahmad Syaikhu
Tapi, tak semudah yang dikira, warga Bekasi banyak yang kecewa atas kepemimpinan Pepen saat menjabat di periode sebelumnya. Birokrasi yang busuk, sekda yang menggunakan narkoba, belum terwujudnya pendidikan dan kesehatan gratis secara merata, serta kontroversi Pepen saat menghardik salah seorang pemred harian lokal di forum umum, adalah sedikit hal yang membuat banyak masyarakat tidak ikut andil dalam pemilihan kali ini. Ditemani Ahmad Syaikhu dari PKS, Pepen tampak ingin memulai lembaran baru di politik daerah tingkat dua ini dengan citra yang lebih positif. Walaupun program-program yang ditawarkan sebagian adalah program lanjutan periode sebelumnya. Massa Golkar dan PKS yang sangat banyak di Bekasi diyakini menjadi kekuatan uatama mereka untuk memenangi pemilihan ini.

Botak. Adalah satu kata yang teringat ketika melihat poster calon walikota nomor urut 5, Awing Asmawi dan Andi Zabidi. Ya, Awing yang pada pemilihan tahun 2008 terlihat gagah dengan kopiah hitamnya, kali ini berani memamerkan kepala plontos nya untuk dijadikan trademark kampanyenya. Seperti singkatannya, PD, Partai Demokrat kembali percaya diri memajukan anggotanya ke arena pemilihan tanpa dukungan partai manapun. Konsep baru ditawarkan pasangan ini. Kans mereka untuk memenangi pemilihan juga cukup besar, popularitas Partai Demokrat yang menang di Pemilu 2009 dan mendapatkan cukup banyak kursi di DPRD Bekasi menjadi kekuatan tersendiri bagi pasangan ini.
Awing Asmawi - Andi Zabidi

Siapapun yang kita pilih di bilik suara pada 16 Desember 2012 nanti, mereka lah yang akan memimpin dan membawa Bekasi menjadi lebih baik selama lima tahun ke depan. Dan disitulah peran kita sebagai warga negara yang berdemokarasi untuk mewujudkan Bekasi yang lebih baik. Lupakan sejenak hiruk pikuk kampanye hitam atau politik busuk yang terjadi, niatkan bahwa kedatangan kita ke TPS adalah benar-benar positif ingin memberikan perubahan bagi bangsa dan negara.

Bekasi, ayo milih!