Senin, 06 Februari 2012

16 Years Ago, Green Day Was Rockin' Jakarta!


Yap, setelah pekan lalu album Dookie yang fenomenal itu berulang tahun yang ke-18, kini giliran sebuah pertunjukan Green Day yang sangat spesial bagi penggemarnya di Indonesia, khususnya di Jakarta, yang-sebut saja berulang tahun- yang ke-16. Buat angkatan 80an, nama Green Day pasti tidak asing lagi dan pasti masih ingat akan kedatangan mereka 16 tahun lalu ke Jakarta.


2 Februari 1996, bertempat di Plenary Hall, JCC, Senayan, Jakarta, Green Day menggelar konser mereka di Jakarta untuk pertama kalinya. Konser yang digelar atas prakarsa Indo Entertainment ini (katanya) berlangsung lancar, walaupun ada sedikit gesekan diantara penonton dan komunitas punk waktu itu, dikabarkan juga beberapa kaca JCC pecah dalam konser tersebut.

Konser yang merupakan bagian dari tur promo album Insomniac ini berbarengan dengan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang sedang berlangsung di Jakarta. Dengan harga tiket yang waktu itu berkisar Rp. 60.000, Ribuan anak muda penyuka musik beraliran punk dapat menyaksikan penampilan Green Day yang masih sangat-sangat prima. Berada di usia 20-an, dengan album yang mencapai angka penjualan fantastis, Billie Joe cs menggebrak Jakarta.

Betapa beruntungnya ayah, abang, atau oom kita yang bisa menyaksikan penampilan mereka waktu itu ya. Walaupun 2009 yang lalu Green Day cuma mampir sampai Singapore, mudah-mudahan di tur album berikutnya Green Day bisa mampir juga ke Jakarta, bernostalgia dengan penggemar mereka 16 tahun yang lalu, juga berkenalan dengan penggemar idiot mereka yang belum bisa berjalan waktu konser di Jakarta 16 tahun yang lalu.

Dear Green Day, please come back to Jakarta! :D

Kamis, 02 Februari 2012

Garis Mati! Bencana Pop!


Pertengahan Januari 2012, saya tertidur di dalam sebuah studio editing video di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, sebelum si editor membangunkan saya untuk memberi tahu bahwa hasil transfer dan rendering materi DVD saya sudah selesai dikerjakan. Saya bangun dengan kepala berat, karena 12 jam sebelumnya saya mondar-mandir Bekasi-Jakarta untuk mencari studio yang cocok, walaupun beberapa hari sebelumnya saya sudah menemukan yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Setelah bangun dari sofa setengah karatan yang saya tiduri, saya bangun dan membereskan beberapa peralatan seperti notebook, charger handphone, dan kamera yang digunakan untuk capturing video saya, dan tentunya itu semua barang sewaan.

Keluar dari kamar mandi setelah cuci muka, saya segera menuju meja kasir untuk melakukan pembayaran. God Damn! Entah karena saya terlalu serius menatap wajah cantik si kasir saat nego harga beberapa jam sebelumnya atau apa, saya tidak begitu mendengarkan harga yang diberikan oleh si kasir, yang ternyata 3 kali lipat lebih mahal dari yang saya duga. Terpaksa, materi master dan DVD saya harus ditahan sampai saya bisa melunasi pembayarannya, yang sampai saat tulisan ini di upload belum saya bayar. Karena menurut saya harga yang disebutkan tidak sesuai dengan hasil atau pekerjaan yang dilakukan si editor.

Tuhan bersama anak punk. Sebelum saya membayar ke kasir tadi, saya sempat meminta soft copy materi ke eksternal hardisk saya. Aman lah saya, tanpa memikirkan master yang ditahan, sisa dua kaset yang saya transfer didekat rumah oleh seorang kakek baik hati, dikerjakan dengan sempurna, bahkan dengan harga yang sangat jauh lebih murah, dengan kualitas yang lebih bagus pula. Jari tengah untuk studio di daerah Tebet tadi.

Hujan deras menemani saya di perjalanan pulang dari Radio Dalam menuju Pondok Gede, setelah mengembalikan kamera sewaan dari seorang enterprenuer muda baik hati yang dengan bangga memamerkan lensa-lensa ajaib untuk keperluan shooting. Alamat nya pun saya jadikan bookmark di buku harian saya. Hari berikutnya, saya install ulang komputer dan beberapa software untuk langsung melakukan editing di studio sendiri. Terhitung 3x24 jam komputer saya harus 'diperkosa' untuk melakukan editing video acara hedon anak punk pemuja Green Day dan Blink-182.

Hari ketiga editing, saya hampir drop, bang Aldy, katakanlah produser saya dari Idiot Club Indonesia, komunitas pecinta grup band punk Green Day di Indonesia, mulai mengontak saya dan menanyakan kapan kira-kira DVD 'A Tribute To Pop Disaster' yang saya kerjakan ini akan selesai. Karena rencananya, DVD ini akan dijadikan bonus dalam paket merchandise milik mereka. Saya pun juga mulai mengontak bang Aldy untuk minta di transfer sejumlah uang untuk keperluan produksi dan sebagainya.

Hari kelima editing, proses rendering selesai. Sedikit menarik napas. Lalu ketika menghembuskan napas, terbayang proses shooting yang memakan waktu hampir sepuluh jam didalam ruangan yang penuh asap rokok dan hingar bingar punk rock, ditambah proses pengambilan gambar interview panitia dan admin fanbase yang saya rekam ini. Belum selesai sampai disitu, masih ada sesi perbanyak kepingan CD dan cover. Dan sial, monitor saya ngambek dan CPU pun harus saya boyong ke kantor untuk melanjutkan proses burning.

Hari keenam editing, 45 keping selesai diproduksi, cover selesai dicetak pula, saya pun lemas tak berdaya karena selama editing hanya tidur sekitar 1-2 jam setiap harinya. Hari itu akhirnya saya tidur selama 12 jam lebih setelah menelan beberapa butir suplemen. Esok paginya, saya melanjutkan sisa CD yang belum di burning dan di bungkus cover. Tepat jam 2 siang, 55 copy DVD 'A Tribute To Pop Disaster' saya selesai diproduksi. Saya pun sujud syukur, tak lama kemudian dapat kabar bahwa BlinkCorpIndonesia butuh sekitar 400 copy DVD lagi untuk paket yang serupa.

Jujur, sampai sekarang saya masih suka senyum-senyum sendiri melihat DVD saya. Rasa bangga, senang, terharu ada semua. Terima kasih untuk bang Aldy, bang Dath, dan kru 'A Tribute To Pop Disaster' lainnya yang sudah memberikan kesempatan buat saya mengerjakan proyek ini, juga buat partner in crime saya selama shooting, Fathin R.R., karena saya memang senang dan tertarik dalam hal-hal videografi seperti ini. Terima kasih juga buat Orangtua saya, teman-teman dekat yang mendukung penuh saya dalam mengerjakan proyek ini. Juga buat semua yang membeli paket saya, btw, ini adalah karya pertama saya, jadi agak dimaklumi kekurangannya ya! Thx a lot guys! Garis mati, bencana pop!