Kamis, 22 Desember 2011

Resolusi Juara 2012 ! #1

Here It Is!


Sabtu, 17 Desember 2011

Youngs Against Corruption


Sabtu, 9 Desember 2011 lalu, Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap cek pelawat anggota DPR 2004-2009 ditangkap di Thailand dan langsung diterbangkan ke kantor KPK di Jakarta pada malam harinya sekitar jam 8. Penangkapan tersangka yang juga istri dari anggota DPR Adang Daradjatun ini, menambah deret berita dan isu politik yang hangat beberapa pekan belakangan setelah sebelumnya seorang pemuda bernama Sondang yang membakar dirinya di depan istana negara.

Beberapa jam sebelum Nunun sampai di Jakarta, sekumpulan anak muda baru saja menggelar sebuah festival anti korupsi di lapangan Blok S, Jaksel, yang harus bubar karena hujan yang sangat deras pada sore itu.

SPEAK Fest 2011. sebuah festival seni dan kreaivitas anti korupsi yang untuk kedua kalinya diselenggarakan oleh Club SPEAK, sebuah organisasi yang didirikan oleh kumpulan aktivis anti korupsi di Jakarta. Acara yang kali ini mengusung tema 'Berani Jujur itu Hebat!' dimulai sekitar jam 11 siang dibuka oleh penampilan band audisi khusus untuk acara ini.

Selain di isi oleh penampilan dari band dan penyanyi seperti Bangkutaman, The Trees And The Wild, Efek Rumah Kaca, dll. juga ada orasi dari aktivis seperti Retha Dungga sang steering commitee acara ini, ada juga orasi dari rapper provokatif Jflow.

Sir Dandy, yang juga tampil dalam acara itu, ditengah-tengah acara ia sempat menyindir para koruptor lewat lagu 'Anggur Merah' dengan sedikit mengubah liriknya. " Sikat John! kita harus sikat para koruptor!" teriaknya menjelang penampilannya beakhir.

Lain lagi dengan Efek Rumah Kaca, band pop indie yang kali ini bermain tanpa Adrian sang bassist yang harus digantikan oleh pemain additional ini, memainkan deretan hits apik nan epik mulai dari Di Udara, Mosi Tidak Percaya sampai yang ditunggu-tunggu, Desember.

"Yaah.. sudah 13 tahun lebih dan gini-gini aja. ga ada perubahan". Kata Cholil sang vokalis ditengah penampilan mereka yang menyindir soal tragedi tahun 1998. "Kita ga akan pernah mati, dan ga akan pernah berhenti, melawan korupsi". sela Cholil lagi menjelang lagu Mosi Tidak Percaya yang disambut koor massal ratusan penonton.

Acara yang didukung penuh oleh KPK, ICW, TII, dan berbagai macam lembaga anti korupsi lainnya ini sangat menarik, bahkan sejak dipintu masuk kita sudah disuguhkan pemandangan menarik, yakni pintu masuk berbentuk lorong hitam panjang dengan taburan kembang tujuh rupa didalam lorong disertai siraman air mawar yang menambah mistis suasana seperti kasus korupsi di Indonesia.

Dilibatkan juga beberapa kelompok teater yang meramaikan acara. ada juga dari komunitas graffiti, Gambar Idoep yang menampilkan film-film propaganda dengan tema korupsi. Sayangnya, acara harus berakhir selepas adzan maghrib karena hujan yang sangat deras. Beberapa penonton pun kecewa karena tidak bisa menyaksikan penampilan dari Morfem, The Brandals, dan Seringai yang gagal tampil.

Walaupun acara harus berakhir lebih awal, tidak menyurutkan penonton yang hadir untuk terus berani jujur dan melawan korupsi. Rencananya, semangat Berani Jujur Itu Hebat juga akan ditularkan ke 7 kota lainnya di Indonesia oleh roadshow dan workshop yang juga diselenggarakan oleh ClubSPEAK.

Jumat, 02 Desember 2011

Keep Calm and Rockabilly!

"Daebak!". Seru saya dalam bahasa Korea. Entah apa artinya, saya kurang begitu mengerti. Ini efek yang ditimbulkan karena terlalu sering menonton variety show Korea belakangan ini. Nevermind.

Kenapa saya begitu terkejut? Oh ya, ini sudah memasuki bulan Desember, dan saya begitu menyesal terhadap November. Sudahlah. Banyak rencana yang gagal direalisasikan bulan lalu, tapi, let's look forward man!

Kamis malam, (1/12) saya diundang makan malam oleh salah satu pengusaha ternak kambing terbesar di Bekasi, Pak Asri namanya. Rencana awal di perjalanan menuju rumah beliau, saya ingin mewawancara ketua BeIUC aka. Bekasi Islamic Youth Camp, -salah satu organisasi kepemudaan di Bekasi- Saiful Fathan, yang juga diundang makan malam bersama. Tapi entah mengapa ketika saya membuka pembicaraan dengan bang Fathan, tiba-tiba topik kita jadi melenceng kemana-mana. Dasar anak muda. Padahal saya ingin sekali menanyakan tentang progress sanggar-sanggar yang ada di BeIUC.

At least, setelah makan malam, saya dapat kabar bahwa besok, (2/12) akan melakukan wawancara kerja dengan salah satu perusahaan teknik di Jakarta. Alhasil, malam itu juga saya keliling Pondok Gede untuk mencari pangkas rambut yang masih buka. Daebak! ketemu di depan Plaza Pondok Gede 2. "Pendekin sama rapihin aja bang". Kata saya santai, dengan sedikit risih karena bang Fathan yang ikut menemani saya cukur langsung memotret pose rambut saya 'before-after' nya, dan tanpa sepengetahuan saya, dia mengunggah nya ke Twitter. Goddamn!

Awalnya saya tidak begitu peduli dengan potongan rambut saya. Namun ketika saya perhatikan lagi, kok malah mirip-mirip personel boyband 90an ya? Whatever. Beberapa jam kemudian, komentar mengalir deras di akun jejaring sosial saya. Kebanyakan teman-teman saya menyayangkan rambut gondrong saya yang dipotong. Tapi sudahlah, saya sedang butuh proyek sampingan dari pekerjaan ini.

Esok paginya, (hari ini-red) saya datang kerumah calon bos saya. And guess what, ternyata beliau salah mengatur jadwal dan diundur besok harinya (3/12). Goddamn!. Ada sedikit penyesalan saya cukur. Dan mulai berpikir bagaimana nanti di Indonesian Blues Festival, dan segala macam proyek lainnya.

Ah, sudahlah. Rambut saya nanti juga akan tumbuh dengan sendirinya. Lagipula saya sudah membeli beberapa botol hairwax untuk rambut saya. Begitu saran dari Bulux, Vokalis band Superglad.

Okay lads, keep calm, and rockabilly! Cheers!