Jumat, 27 Juli 2012

Owl City and Carly Have A Good Time

Carly Rae Jepsen dan Owl City dalam 'Good Time'.
Baru-baru ini, musisi elektro pop Adam Young, dengan nama panggungnya Owl City, mengeluarkan video terbaru sekaligus single perdana dari album barunya The Midsummer Station. Masih mengusung musik pop elektronik yang ciamik, di lagu ini Adam juga mengajak seorang penyanyi wanita yang sedang banyak dibicarakan, Carly Rae Jepsen.

Carly ikut bernyanyi di beberapa bagian lagu 'Good Time' yang menjadi andalan di album terbarunya ini. Selain itu, Carly juga ikut tampil di video tersebut. Berbeda dengan video-video Owl City sebelumnya, kali ini Adam dan Carly tampil dengan konsep sebuah perjalanan liburan muda-mudi ke suatu tempat seperti campground di tengah hutan dan dekat dengan danau.

Banyak fans yang menanti video Owl City seperti ini, karena banyak sekali lirik yang ditulis Adam menceritakan tentang alam, hutan, laut, dan binatang-binatang seperti burung, dan masih banyak lagi. Owl City yang direncanakan akan menggelar konser keduanya di Jakarta dalam waktu dekat, akan merilis album terbarunya, 'The Midsummer Station' pada 21 Agustus 2012.

Owl City ft. Carly Rae Jepsen 'Good Time'

Silaturahim Garuda Keadilan dan BeIUC

Selasa, (24/7) bertempat di kediaman Ust. Mahfudz Abdurrahman, di Pondok Gede, Bekasi. Rombongan Garuda Keadilan yang diwakili oleh beberapa pengurus inti sudah hadir sejak pukul 4 sore. Dibuka dengan taushiyah oleh istri Ust. Mahfudz, yang akrab disapa Ummu Azmi, acara pun dimulai. "Acara jaulah Ramadhan ini memang sudah diagendakan jauh-jauh hari, untuk berbagi pengalaman juga," kata Safiq, ketua Garuda Keadilan.

Selain itu, hadir juga beberapa orang perwakilan dari Bekasi Islamic Youth Camp, atau yang biasa disingkat BeIUC. "Karena ini acaranya di Bekasi, kita juga mengundang teman-teman dari BeIUC untuk hadir juga, sekalian siltaurahim lah," sambung Mush'ab Abdurrahman, Humas Garuda Keadilan.

Ust. Mahfudz Abdurrahman saat taushiyah.

Setelah ifthor jama'i, giliran Ust. Mahfudz sharing pengalamannya tentang dakwah anak muda, semua antusias. Beliau juga bercerita bagaimana agar kita bisa tetap istiqomah di jalan dakwah yang kondisinya terus berubah-ubah, apalagi untuk anak muda. Beliau juga berpesan agar kita terus mengembangkan minat dan bakat kita untuk dijadikan modal dakwah kedepannya.

Selain silaturahim, rencananya selama Ramadhan ini Garuda Keadilan akan mengadakan beberapa kegiatan sosial, seperti kunjungan ke panti asuhan dan menggelar pentas seni kecil-kecilan bersama anak jalanan.(AS)

Senin, 09 Juli 2012

The Shapers: French, Punk Rock and Gokil!

The Shapers
Bicara soal band punk, siapa yang tak kenal Sex Pistols? Pionir punk asal daratan Inggris Raya tersebut berhasil menyebarkan etika Do It Yourself sampai ke Amerika Utara pada masa itu. Hingga akhirnya segerombolan pemuda dari New York yang menamakan diri mereka The Ramones, menciptakan musik punk yang catchy dengan tiga kord, dan bertanggung jawab atas gelombang masif pop punk sejak 90an sampai saat ini.

Sejarah pop punk di daratan Eropa tidak sebaik di Amerika atau Kanada, band-band dari Eropa masih didonimasi oleh aliran seperti Metal, Doom, Grindcore, Rock, dan kebanyakan British Pop. Bisa dihitung beberapa band pop punk dari Eropa yang berhasil mencuri perhatian massa. Sebut saja The Apers, dari Belanda, sedikit geser ke Italia, ada The Manges, The Zatopeks, dari Serbia juga punya duta pop punk mereka, Six Pack, atau band yang sedang digilai banyak remaja perempuan dari UK, You Me At Six.

Dan kali ini, duta pop punk dari Eropa, lebih tepatnya Prancis, The Shapers, berkunjung ke Indonesia untuk kedua kalinya. Merepresentasikan semangat pop punk dari benua biru,  dengan jadwal tur yang lebih padat, dan drummer baru mereka yang berasal dari Tangerang. Perkenalan pertama saya dengan The Shapers terjadi pertengahan tahun lalu saat band saya dan mereka bermain dalam panggung yang sama di bilangan Kemang, Jakarta.

Saat itu Anthony (vokal/gitar), Nicholas (bas/vokal) dan Remy (drum), bermain sangat lincah saat mereka membawakan lagu 'Pelangi' versi Netral. Dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata, Anthony tetap menyanyikannya dengan semangat dan membuat beberapa penonton kaget dengan aksi yang dilakukan 3 bule Prancis ini.

Beberapa waktu lalu, saya kembali bertemu dengan The Shapers. Dengan senyum ramah, Anthony menghampiri saya di area backstage acara RadioShow TvOne, di Kuningan, Jakarta. "Sebentar, saya ingin beli sesuatu dulu", katanya sambil menutup retsleting hard case gitarnya, dan pergi berjalan. The Shapers baru saja turun panggung usai tampil di acara musik live tengah malam yang sedang digandrungi itu.
RadioShow, dan belasan panggung lainnya, mungkin tidak akan pernah terjadi bagi The Shapers tanpa seorang Bima, pemain drum band punk asal Tangerang, Rhetoric State. "Waktu ditawarin, gue cuma punya waktu 48 jam buat dengerin materi The Shapers, sebelum panggung pertama mereka. Dan itu cukup sulit, tapi syukurnya gue bisa ngikutin gaya main mereka.", kata Bima yang mengaku tidak bermasalah dengan bermain di dua band sekaligus. "Gue latihan kemarin bisa sekaligus dua band, dan nanti akhir Juni pun band gue dan The Shapers akan main di panggung yang sama".

Saat itu, salah satu grup rock asal Bali, Nymphea sedang tampil diatas pangggung. Beberapa groupies mencoba masuk dan mendekat ke ruangan yang disediakan untuk The Shapers. Entah merasa terganggu atau kenapa, Nicholas sang bassist memilih menjauh ke belakang sambil menelepon dan menyalakan rokoknya. "Lagi galau sama ceweknya kayanya dia," kata Bima santai saat ditanya kemana Nicholas.
Tak lama kemudian, Anthony pun datang, kali ini ia siap memulai perbincangan. Masih mengenakan kaos Superman Is Dead, Anthony mengaku sangat senang akhirnya bisa kembali ke Indonesia. "Indonesia adalah salah satu negara dengan scene punk rock yang hebat, jauh jika dibandingkan dengan negara kami. Dan setelah kami pulang tahun lalu, saya bilang, sial, saya harus kembali lagi ke negara ini suatu hari nanti. Dan akhirnya kami kembali lagi". Katanya sambil tersenyum.

Perihal ketidakhadiran Remy sang drummer dalam tur kali ini, menjadi pertanyaan buat mereka yang pernah melihat aksi The Shapers tahun lalu, dan Anthony menjelaskan, "Remy memutuskan mundur dari band pada November lalu, dia complicated. Terlalu galau dengan pacarnya. Dia lebih memilih meninggalkan band. Tapi memang, selama ini kami selalu latihan di rumahnya, dan pacarnya tampaknya tidak menyukai ini." sebuah jawaban yang tidak bisa dijawab oleh Bima saat ditanyakan hal yang sama sebelumnya. "Kami punya dua additional drummer di Prancis, tapi sayang tidak ada yang bisa ikut dengan kami kali ini,".

Anthony dan Nicholas memulai petualangan mereka di Indonesia dengan Bima, dimulai dari Barat Indonesia. Jika pada tahun lalu mereka memulainya dari Bali, lalu kemudian di Jakarta. Perkenalan dengan Jerinx, pemain drum Superman Is Dead di bar miliknya, membuat mereka memiliki channel dan link lebih banyak untuk bermain di Indonesia kali ini. "Jerinx sudah menunggu kami untuk bermain di bar nya bulan Juli nanti. Senang bisa kenal dengan salah satu artis punk rock seperti dia. Beberapa bulan lalu kami juga sempat bertemu dengan Mike Herrera,". "Apa kalian bermain dengan dia?", tanya saya penasaran. "Tidak, kami hanya bertemu setelah show MxPx di Barcelona."

Selain Indonesia, negara Asia lainnya yang menjadi tujuan tur mereka adalah China. The Shapers berhasil menarik banyak perhatian dengan musik pop punk yang mereka mainkan. Sandy Andarusman menyebut The Shapers memiliki pengaruh kental Green Day saat di interview di panggung RadioShow. "Kami senang bisa memainkan musik seperti ini dan diterima. Dan China sangat gila! Banyak band underground bagus disana, begitu juga dengan gigs nya. Beberapa fans di China ada yang mengenal kami dari Internet, mereka banyak minum, kemudian datang ke gigs, dan mereka benar-benar gila saat kami mulai main. "

Anthony mengatakan bahwa dia belum punya rencana lagi akan kemana tur band nya setelah ini. "Mungkin kami akan China lagi, atau ke negara Asia lainnya. Tapi yang pasti kami ingin menaklukan Amerika akhir tahun ini." katanya santai. "Saya juga berharap suatu saat scene pop punk di Prancis bisa lebih berkembang lagi. Karena saya sangat mencintai itu." Baik, satu kalimat terakhir untuk penggemar kalian di Indonesia? "We love you guys, kami cinta kalian. Dan gokil!"