BigBang Alive GALAXY Tour 2012 |
“Berapa
jumlah rombongan ini?” seru seorang Korea berkaos hitam tidak jauh dari saya.
“12 orang!” sahut seorang Korea lainnya yang mengenakan kaus yang sama - sesaat
setelah menghitung jumlah orang di kelompok kami. “Kalian akan bersama saya
nanti, mohon tunggu sebentar,” katanya ramah kepada saya dan 11 orang lainnya.
Pria tadi
mengenakan kaus hitam bertuliskan ‘BigBang Alive World Tour’ dan mengenalkan diri
dalam bahasa Korea bahwa ia adalah salah satu dari staff YG Entertainment.
Suasana Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol malam itu masih sangat
ramai. Maklum, 15 menit sebelumnya, BigBang – boyband asal Korea Selatan asuhan
YangGoon itu baru saja menyelesaikan rangkain konser 2 hari mereka di Jakarta.
Hari itu,
(13/10) atas undangan dari Samsung Indonesia, saya turut hadir menyaksikan
pentas –yang menurut saya- paling spektakuler di Indonesia sepanjang 2012.
BigBang pun tampil maksimal, hampir 25 lagu dibawakan dengan apik beserta band
pengiring. Begitu juga dengan konsep panggung, tata suara, tata lampu, serta
pernak-pernik pertunjukkan lainnya.
Suasana di depan booth Samsung GALAXY. |
Tidak ada
yang membuat saya benar-benar yakin bahwa saya sedang berada di belakang
panggung milik salah satu mesin pop Korea, BigBang – sampai saya berpapasan
dengan TOP, si rapper berkharisma itu di sebuah lorong saat saya baru keluar
dari toilet. TOP tampak berjalan santai ditemani seorang kru setelah ia keluar
dari ruangan milik tim produksi konser. Tak lama kemudian ia hilang ditelan
eskalator ke arah basement yang disana sudah menunggu beberapa mobil sedan
hitam.
“Ayo ikuti
saya, kalian sebenarnya memiliki ruang tunggu disini,” kata staff YG yang
menemani kami masuk ke area backstage saat turun dari tribun VVIP. Sebelumnya,
saya dan rombongan diberikan sebuah gelang berwarna biru dengan 2 lampu kecil
yang dapat menyala, serta sebuah ID Card ekslusif. Bersama saya menuju
backstage malam itu adalah, Mr. Lee Kang Hyun dari Samsung Indonesia beserta staff
dan keluarganya, juga Mr. Kim Young Sun, Duta Besar Korea Selatan untuk
Indonesia.
BigBang di Jakarta. |
Untuk urusan
idustri kreatif, Kim Young Sun memang selalu mendukung, baik untuk Korea maupun
Indonesia. Beliau selalu menyempatkan diri hadir ke sebuah pertunjukan seni
jika diundang. Persis seperti yang dilakukannya pada April lalu - Kim Young Sun
menyempatkan diri bertemu dengan Super Junior di belakang panggung. Kali ini
beliau ingin sekedar berbincang dengan personil BigBang.
Lounge yang
disediakan panitia untuk kami malam itu sangat spesial. Sebuah sofa dan
beberapa bangku lengkap dengan kulkas pintu kaca penuh dengan minuman dingin.
Di sebelahnya ada sebuah meja yang juga penuh dengan cemilan berbagai jenis dan
merk. Soal koneksi internet wireless, saat di area pertunjukan memang sangat
menyebalkan. Jangankan untuk sharing di media sosial, berkirim pesan singkat
saja tidak bisa. Tapi semua itu berubah total saat kami sudah berada di lounge.
Koneksi internet maksimal membuat kami sibuk dengan ponsel masing-masing.
Hampir semua
area backstage ini tertata dengan rapi. Lengkap dengan sekuriti di setiap
lorong dan pintu. Hanya ruangan milik kru produksi tur saja yang terlihat agak
kacau. Maklum, semua properti pertunjukan berada disana dan malam itu mereka
memang sedang sibuk-sibuknya mengepak semua barang karena harus kembali ke
Seoul esok paginya. Terlihat 5 kapsul milik personil BigBang yang digunakan
saat opening sedang dikemas. Begitu juga sepeda lowrider yang digunakan
TaeYang, sepeda elektrik yang digunakan G Dragon dan TOP, serta sayap raksasa
milik DaeSung saat ia membawakan nomor solonya.
Suasana di dalam lounge Samsung GALAXY. |
Di sebelah
ruang produksi tur ada ruangan milik dancer laki-laki dan dancer perempuan.
Sempat bertemu dengan mereka dan mengambil gambar bersama anak laki-laki Mr.
Kim. Tepat di sebelahnya lagi adalah ruangan milik staff YG Entertainment yang
pintunya sedang tertutup. Dan paling ujung depan adalah ruangan milik band
pengiring dan vokal latar. Tidak beda jauh dengan ruangan kru produksi tur,
ruangan mereka juga cukup berantakan. Hanya saja alat musik mereka sudah
dikemas dan siap diangkut ke dalam truk container besar yang terparkir di luar
gedung tepat di belakang panggung ini.
Saking
sibuknya, staff YG yang bertopi tadi sampai tidak sempat mengenalkan dirinya
dengan kami. Kali ini dia malah membawa seorang lagi. Yang ternyata adalah
salah satu fotografer resmi BigBang. “Mohon maaf, G Dragon, TOP, dan TaeYang
sudah kembali ke hotel duluan, mungkin kalian hanya bisa bertemu dengan DaeSung
dan SeungRi,” katanya sambil membungkukkan badan. Saya tidak masalah. Hanya
sayang saja tidak sempat bertemu mereka semua. Mr. Kim dan Mr. Lee mengangguk
setuju tanda tidak masalah. Mungkin mereka juga mengerti dengan kondisi
personil BigBang tersebut.
Masih di
area belakang panggung, saya pun coba berkeliling. Sampai saya menemukan
perempatan ke arah basement, toilet, dan sebuah lorong dengan pintu besar yang
dijaga dua sekuriti, dan disitu tergambar tanda panah dan tulisan, “BigBang
Dressing Room and Lounge”. Ya, hanya satu ruangan itu saja yang belum saya
masuki. Ternyata untuk sampai ke ruangan tersebut, saya harus menyeberang
persis belakang panggung dengan barikade dan masuk ke pintu lainnya. Cukup
membingungkan.
Di barikade
tampak puluhan remaja perempuan berdiri sambil memegang atribut BigBang dan
mulai meneriakkan nama personilnya satu persatu. Tampaknya usaha mereka akan
sia-sia. Karena dari tempat mereka berdiri, saya masih harus melewati dua lapis
pintu lagi dengan ukuran dan sekuriti yang tak kalah besarnya.
Ada satu
tata krama dalam budaya Korea untuk menghormati yang lebih tua atau yang
memiliki jabatan lebih tinggi, yakni membungkukkan badan sejadi-jadinya bahkan
hampir 90 derajat. Begitu juga dalam dunia industri kreatif mereka. Mereka
tidak akan segan membungkukkan badannya jika bertemu dengan produser,
sutradara, manajer, pemilik agensi atau pihak manapun yang memiliki posisi
lebih tinggi dari mereka.
Sepeda lowrider yang dipakai TaeYang di atas panggung. |
Dan itulah
yang saya alami saat Kang DaeSung bertemu dengan saya di dressing room mereka,
begitu tahu saya datang bersama pihak sponsor dan kedutaan. Sontak DaeSung
langsung membungkukkan badannya dan mengucapkan halo dalam bahasa formal dengan
tingkat paling tinggi. Merasa tak pantas diperlakukan begitu, saya pun balik
membungkukkan badan. Sempat terjadi adegan lucu antara kami berdua saat kami
sama-sama ingin membungkukkan badan.
“Tidak apa, saya
hanya ingin berkeliling sebentar.” kata saya mencoba akrab. DaeSung hanya
tersenyum. Kami pun duduk di sebuah sofa tak jauh dari pintu masuk yang dijaga
dua orang sekuriti. DaeSung malam itu terlihat santai dengan celana hitam dan
kaos abu-abu yang dikenakannya. Tak terlihat sedikitpun garis lelah di
wajahnya. Ia masih siap untuk diajak ngobrol dan menjalani sesi meet and greet.
“Bagaimana
dengan tur nya?” tanya saya basa-basi. Namun, dari cara menjawab, DaeSung
terlihat seolah-olah sedang menunggu perbincangan ini. Sejak kami duduk di
sofa, ada sekitar satu menit di mana saya hanya diam masih tidak percaya sedang
berada di dressing room milik BigBang. “Ah, tur ini sangat menyenangkan!” jawab
DaeSung penuh semangat. Mendengar jawabannya dan senyum di wajahnya, saya coba
mengajukan pertanyaan lain.
Kapsul milik TaeYang dan TOP. |
“Di lagu
‘Wings’ anda mengenakan sayap besar dan terbang mengenakan sebuah tiang besi
tanpa pengaman apapun, apa itu menakutkan?” tanya saya iseng. “Ah, ya. Awalnya
dulu menakutkan ketika saya hanya menginjakkan satu kaki di tiang itu. Tapi
lama kelamaan setelah saya melakukannya hampir di akhir pekan, semua terasa
biasa saja,” tandasnya santai masih dengan senyum mengembang di wajahnya.
Dressing
room milik BigBang terlihat paling besar di banding ruangan lainnya di belakang
panggung. Sofa, meja dan kulkas yang lebih banyak, juga beberapa partisi dan
meja rias dengan puluhan lampu mengelilingi cerminnya. DaeSung masih duduk
santai di sebelah saya. Otot lengannya yang besar terlihat jelas dari balik
kaos tipisnya saat ia menyilangkan tangan dan menaruhnya di belakang kepalanya.
Saat bersalaman tadi, tangannya menggenggam erat tangan saya. Sosoknya
mengingatkan saya akan Kim Jong Kook, salah satu penyanyi senior di Korea.
Ternyata
selama kami berbincang tadi, ada seorang pria yang sedang mengaitkan kancing
kemejanya di depan cermin besar dan membelakangi kami. Pria itu kemudian
berbalik dan tampak memanggil salah seorang kru. “Tolong kumpulkan semua boneka
itu, masukkan semuanya ke dalam kantong besar dan jadikan satu,” perintahnya
tegas. Lalu ia tersenyum dan membungkukkan badan, kami pun bersalaman.
Signborad untuk dressing room BigBang. |
Pria itu
adalah SeungRi, personil termuda di grup debutan 2006 ini. Ia tampak lebih siap
menghadapi sesi meet and greet dengan mengenakan kemaja putih licin, celana
khaki, dan sebuah kacamata hitam terselip di kantong kemejanya. Saat konser
berlangsung tadi, ribuan remaja perempuan yang berdiri di area festival
berteriak sejadi-jadinya jika SeungRi sedang mendekat ke panggung dan memasang
pose tampannya. Dan pesona ketampanan miliknya akan semakin jelas terlihat jika
anda menatapnya hanya dari jarak 30 sentimeter saja.
“Ya, (tur)
ini memang sangat menyenangkan. Walau cukup melelahkan,” jawab SeungRi lancar
saat saya mengajukan pertanyaan yang sama untuk DaeSung sebelumnya. Mukanya
agak dingin, mungkin dia sedang benar-benar lelah malam itu. Bagi anda yang saat konser hari kedua lalu
melemparkan boneka berbentuk panda ke arah SeungRi, beruntunglah, karena dia
benar-benar menyimpannya dengan baik.
Suasana ruangan kru produksi Alive Galaxy Tour. |
“Fans selalu
melemparkan boneka-boneka itu ke saya, walaupun panitia sudah menyiapkan booth
untuk itu,” katanya sambil menunjuk ke arah tumpukan boneka panda berbagai
ukuran. Malam itu saja sudah ada 3 kantong besar berisi boneka panda pemberian
penggemarnya. “Saya hanya mencoba menghargai penggemar, mereka sudah datang
untuk kami. Dan saya akan menyimpannya,” katanya sambil tersenyum.
Belum sempat
menanyakan berapa jumlah boneka panda yang sudah ia kumpulkan, tiba-tiba pintu
terbuka dan staff YG tadi memanggil kami bertiga untuk segera keluar ruangan.
Di luar, Mr. Lee dan Mr. Kim dan keluarga sudah menunggu, DaeSung dan SeungRi
pun membungkukkan badan lebih heboh. Mereka berbincang-bincang sebentar, Mr.
Kim tampak memberikan semangat untuk BigBang dalam tur mereka yang masih
menyisakan beberapa negara lagi.
Akhirnya
kami melakukan sesi foto bersama. Saya pun kembali bersalaman dengan SeungRi
dan DaeSung. “Terima kasih banyak,” kata DaeSung kepada kami. Kami melambaikan
tangan sembari menuju ke arah pintu keluar. DaeSung dan SeungRi masih
membungkukkan badan tak sabar ingin segera masuk kembali ke dressing room.
SeungRi dan DaeSung berfoto bersama Mr. Kim Young Sun. |
Ah, ucapan G
Dragon di panggung tadi bahwa mereka akan kembali lagi tahun depan, pasti
sangat di nanti-nantikan oleh semua penggemar BigBang di tanah air. BigBang,
you guys rawk!
Terima Kasih kepada Mr. Lee Kang Hyun dari Samsung Indonesia, YG Entertainment, Big Daddy Entertainment dan Live Nation Asia.