|
Bekasi Islamic Youth Cap di "Gerakan 1000 Jilbab Untuk Bekasi" 2012 silam. |
Bertempat di TianHe Indoor Stadium, Guangzhou, China. Pada Minggu
(11/8), bendera Merah Putih berkibar di tiang tertingginya, membawahi
bendera merah dengan hiasan bintang kuning milik Republik Rakyat
China, dan bendera bernama Taegukgi kebanggaan warga Korea Selatan.
Hari itu, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir sukses mengukuhkan diri
sebagai pasangan ganda campuran Bulutangkis asal Indonesia sebagai
juara dunia di ajang WBF World Championship 2013. Beberapa jam
setelahnya, pasangan ganda putra Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan
menyusul menjadi juara dunia di ajang yang sama.
Hari itu, total dua kali bendera Merah Putih naik di podium tertinggi.
Memberi tahu kepada seluruh dunia bahwa bulutangkis Indonesia telah
kembali menunjukan taringnya. Memberi tahu dunia bahwa pemuda
Indonesia patut diakui di kancah internasional.
Sebuah momen bagi pemuda Indonesia ternyata tak cuma terjadi setiap
tanggal 28 Oktober saja. Di hari yang lain, atau tepatnya pada setiap
12 Agustus, pemuda pun memiliki harinya sendiri. Tak cuma Indonesia,
tapi seluruh dunia.
Bertepatan dengan peringatan Hari Pemuda Sedunia, tak elok rasanya
jika kita yang mengaku sebagai pemuda tidak mengambil semangat dan
refleksi dari peringatan tersebut. Tak ada kewajiban memang. Tapi tak
ada salahnya juga untuk memaknainya sebagai sebuah titik balik menuju
kebangkitan pemuda Indonesia.
Memaksimalkan potensi pemuda Indonesia di kancah Internasional,
tampaknya bakal menjadi tema yang pas dalam bahasan kali ini.
Bagaimana tidak? Ditengah pergaulan internasional yang sangat ketat,
Indonesia bisa dikatakan masih tertinggal di banyak sektor dan lini.
Hal ini yang membuat bangsa kita tampaknya belum mampu bersaing dengan
baik.
Berbicara mengenai kepemudaan, selama hampir dua tahun belakangan.
Saya bergabung bersama sebuah organisasi kepemudaan di kota dimana
saya tinggal, Bekasi. Sebuah organisasi kepemudaan yang bergerak di
bidang kreatifitas dan seni khusus untuk pemuda yang berdomisili di
Bekasi. Organisasi ini, lebih sering dikenal sebagai Bekasi Islamic
Youth Camp. Atau kami menyingkatnya dengan BeIUC.
Apa yang kami lakukan belakangan ini memang lebih difokuskan untuk
memperkaya diri dengan berbagai macam wawasan tentang kesenian,
keagamaan, hingga kearifan lokal. Sebelum mencapai taraf
internasional, kami pun terlebih dahulu mencoba mendedikasikan diri
kami sebagai pemuda untuk masyarakat lokal.
Pada 2011, sebuah gerakan yang kami gagas bernama "Napak Tilas Kota
Bekasi" berhasil kami gelar dengan mengajak sekitar tiga puluhan
pemuda lainnya untuk menapaktilasi kota kami tercinta ini dengan
serangkaian kegiatan menyenangkan dan mengasyikan.
Lanjut ke tahun 2012, sebuah gerakan yang digagas oleh salah satu
sahabat kami, Riri Azizah Chairiani dalam membangun "Gerakan 1000
Jilbab Untuk Bekasi" sukses digelar pada 23 September 2012 dengan
animo dan sambutan yang luar biasa dari kota yang memiliki sekitar 2,5
juta penduduk ini.
Niat baik dan positif memang selalu mendapatkan jalannya. Hanya dalam
waktu beberapa bulan, gerakan tersebut mulai dilaksanakan secara
duplikasi di beberapa kota di Jawa Barat. Perlahan tapi pasti,
bibit-bibit kebaikan yang kami coba tanamkan mulai tumbuh bersemi di
beberapa kota di Indonesia dengan bantuan dari rekan seperjuangan kami
yang juga merupakan organisasi kepemudaan, Garuda Keadilan.
Dalam tahap ini, tanpa kami sadari, "Gerakan 1000 Jilbab" telah
mencapai taraf nasional untuk pencapaiannya. Belakangan, kami ketahui
gerakan ini terus berlanjut bahkan hingga Ramadhan 1434 yang lalu di
bilangan Bogor, Jawa Barat.
Sadar memiliki tanggung jawab yang semakin besar bagi kami para pemuda
Bekasi, peringatan Hari Pemuda Sedunia ini justru memacu semangat kami
untuk bisa mengharumkan nama Bekasi di kancah internasional. Meskipun
di sisi lain, kami paham betul masih banyak pekerjaan rumah di Bekasi
yang harus kami benahi.
Bobroknya prestasi klub sepakbola lokal Bekasi, penyelenggaraan Abang
Mpok Bekasi yang kami anggap hanya menghamburkan uang, mangkaknya
pembangunan Stadion Patriot Bekasi, penyalahgunaan dan ketidakjelasan
Penerimaan Peserta Didik Baru di Sekolah Negeri di Bekasi, hanyalah
sebagian dari begitu banyak isu yang menurut kami menjadi harus
menjadi fokus pemuda Bekasi saat ini.
Tapi kami yakin, seiring dengan berjalannya waktu, kami mencoba
mensinergikan pekerjaan rumah kami dengan sebuah prestasi yang bisa
dibanggakan di kancah internasional. Sebelumnya, pada pertengahan Mei
2013 lalu, salah seorang sahabat kami, Mush'ab Abdurrohman Robbani,
telah kami kirim ke Istanbul, Turki untuk menghadiri kongres
kepemudaan internasional yang diselenggarakan oleh salah satu partai
politik berpengaruh di Turki yang memiliki basis pemuda yang cukup
kuat, AK Parti.
Disana, Mush'ab dengan lihai berpidato dan berdiplomasi soal Bekasi,
atau lebih luasnya Indonesia. Ledakan bom yang terjadi di bagian Timur
Laut Turki saat hari terakhir kongres, membuat topik perbincangan
mengarah ke isu yang lebih sensitif. Mush'ab pun dengan cara yang
cantik berhasil mengambil banyak pelajaran dan menguasai kondisi itu
dengan baik.
Hasilnya, pada perayaan Idul Fitri 1434 Hijriah yang lalu. Ratusan
orang yang berkumpul di sebuah lapangan Sekolah Dasar di Pondok Gede,
duduk khidmat mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh Mush'ab
tentang kebangkitan pemuda. Materinya, lebih dari setengahnya adalah
hasil risetnya dari kongres yang berlangsung selama 10 hari di
Istanbul tersebut.
Usai Mush'ab turun mimbar, gemuruh takbir berkumandang dari para
jama'ah yang khusyuk mendengarkan apa yang disyi'arkan Mush'ab. Pagi
itu, kami semakin yakin, bahwa pemuda Bekasi sudah saatnya memiliki
sesuatu yang dapat dibanggakan di mata dunia, dan bisa memberikan
manfaat bagi orang banyak.
Mendekati tujuan kami untuk bisa beraksi di kancah internasional, pada
15-18 September 2013 mendatang, Insya Allah kami akan menggelar
kongres sederhana antara kami, Bekasi Islamic Youth Camp, bagian dari
pemuda Bekasi dengan IKRAM, organisasi kepemudaan serupa yang
bermarkas di Kuala Lumpur, Malaysia. Kami pun berencana untuk
bertandang ke negeri tetangga, sebagai salah satu langkah dari tujuan
kami tadi.
Tak ada yang lebih membanggakan ketika bisa mengharumkan nama kota dan
negara asal di kancah internasional. Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir,
Muhammad Ahsan, dan Hendra Setiawan adalah sebagian dari stimulator
kami untuk bisa mencapai tujuan tersebut.
Suatu hari, kami yakin, pemuda Bekasi bisa melakukan hal yang sama
membanggakannya dengan apa yang empat pebulutangkis tersebut lakukan
di mata dunia. Sekali lagi, Happy International Youth Day! Stay
strong, powerful, and rawesome!
Bekasi Islamic Youth Camp
Ahdiar Syaifan - @TheSyaifan