Ibu Netty Heryawan di Silaturahim Garuda Keadilan Jawa Barat |
“Bang, acara Garuda Keadilan di
Bandung hari ini dari jam 8 pagi, jalan sendiri ya bang,” Begitu kira-kira isi pesan singkat Bu
Yuli, Pembina Bekasi Islamic Youth Camp kepada saya sekitar jam setengah enam
pagi, Selasa 25 Desember 2012 kemarin. Saya yang ditugaskan untuk berangkat
langsung siap-siap pergi ke tempat travel terdekat. Mendadak memang, beberapa
teman yang diundang juga mengaku baru mendapatkan kepastian acara, malam
sebelumnya.
Selain saya,
ada Arina dan Hanani, dua teman akhwat yang juga berasal dari Bekasi. Sampai di
DPW PKS Jawa Barat sekitar jam setengah
sepuluh pagi. Sudah ada Ust. Tate Qomarudin yang sedang memberikan sambutan.
Informasi yang saya terima mengenai acara ini hanya sebatas silaturahim
pengurus Garuda Keadilan dari seluruh 26 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat.
Menjelang
siang, ada materi yang sangat menarik yang dibawakan oleh Pak Arif Munandar,
seorang trainer dan juga dosen di Universitas Indonesia. Beliau cerita panjang
lebar, berbagi tips dan diskusi impresif nan interaktif dengan topik yang kami
kenal dengan baik, pemuda. Bicara soal kepemudaan memang tidak ada habisnya.
Mereka yang sudah berusia 40-an keatas pun masih ada yang menganggap dirinya
adalah pemuda.
Di sesi
kedua, giliran dua mahasiswa dari Universitas Indonesia dan Universitas
Padjajaran yang mengambil alih mikropon untuk berdiskusi dengan tema dakwah,
pemuda, dan social movement. Mereka bukan sembarang mahasiswa. Adalah Valdo
Maldini, ketua BEM UI dan M. Tandri dari BEM Unpad sekaligus ketua BEM Seluruh
Indonesia. Suasana diskusi siang itu terlihat lebih cair dan santai, mungkin
karena jarak umur yang tidak jauh dengan peserta yang rata-rata juga mahasiswa.
Atmosfer diskusi dan sharing semakin seru ketika istri Gubernur Jawa Barat, Ibu Netty Heryawan menyempatkan diri datang dan memberi sedikit wejangan. "Kami adalah pohon-pohon dan tembok gerakan dakwah ini. Dan kalian adalah buah-buah dan batu bata berikutnya yang akan melanjutkan semangat juang ini," kata beliau menyemangati. Dipastikan teriakan takbir dan tepuk tangan riuh memenuhi seisi aula sore itu.
Terlanjur
semangat berdiskusi untuk menentukan gerakan sosial apa yang akan jadi pilot project pertama Garuda Keadilan Jawa Barat, acara terus
berlangsung sampai magrib. Bang Yasir Mukhtar, mahasiswa komunikasi dari
Universitas Indonesia yang jadi moderator sore itu terpaksa memperpanjang waktu
diskusi setelah solat magrib. Akhirnya, sekitar jam 9 malam, acara selesai
dengan disepakatinya ‘Gerakan 1000 Jilbab untuk Jawa Barat’ yang terpilih
sebagai pilot project pertama Garuda Keadilan Jabar.
Semua yang
hadir kemarin saya rasa puas dengan materi dan diskusi yang disampaikan.
Bagaimana tidak, saya sendiri merasa tertohok setelah mengingat bahwa isi acara
yang disampaikan kemarin, sebenarnya adalah versi lain dari ’10 Kriteria Da’I
Tangguh’ yang biasa diulang di halaqoh pekanan.
Terima kasih
Jawa Barat, terima kasih teman-teman!
2 komentar:
Good writing..
Semoga acara GK ini bs jd lecutan utk Beiuc biar lbh semangat bkerja
Btw,nama ket bem ui itu Paldo lho..hehe
syukron buat GK JABAR, alhamdulillah acaranya keren banget,.
ga akan bisa terlupakan, banyak bgt ilmu yg dikasih,.
Posting Komentar