
Tak berhenti
disitu, kali ini setelah puas dengan tur yang melelahkan dan ekspos media di
seluruh dunia, Mei 2009 Green Day melahirkan buah karya mereka yang bertajuk 21st
Century Breakdown. Dimana tendensi album ini sangat terpengaruh dengan
terpilihnya Senator Obama beberapa waktu sebelumnya. Tak begitu mengesankan,
masih mengusung konsep punk opera, Green Day seolah sedang mencoba menenangkan
situasi kacau yang terjadi dimana-mana.
Delapan
tahun setelah kemunculan American Idiot, Green Day kali ini tampak sudah muak
dan lelah membawakan puisi-puisi politik opera mereka diatas panggung.
Kembalinya Rob Cavallo di bangku produser, membuat ¡UNO! menjadi bagian pertama dari dua bagian lainnya di
trilogi album hedon mereka kali ini. Ya,
bukan hanya satu album, tapi tiga album penuh sekaligus dalam rentang waktu 6
bulan. Sesuatu yang mungkin The Beatles atau Metallica sekalipun tidak dapat lakukan.
Membocorkan
single ‘Oh Love!’ pada pertengahan Juli lalu, membuat beberapa penggemar mereka
seperti berkata, ‘Hey, apa aku benar-benar sedang mendengarkan (lagu) Green Day
sekarang?’. Lalu kemudian ‘Kill The DJ’ beberapa pekan berikutnya, lagu yang
mengajak kita membunuh seorang DJ yang membosankan untuk memulai pesta yang
lebih liar lagi. Ya, pesta. Dalam
wawancaranya dengan MTV di sela-sela pembuatan MV ‘Kill The DJ’, Billie Joe
berkata, “Album ini (¡UNO!) adalah permulaan pesta kami,
bersiaplah!”, tandasnya.
Dan benar
saja, dibuka dengan ‘Nuclear Family’, Green Day mengajak kita menghitung mundur
untuk memulai pesta tersebut. Tak ada yang lebih mengesankan daripada part
dimana Billie Joe bisa berteriak ‘I Said Heyho’ dengan komposisi yang baru di
sebuah lagu lama mereka yang baru dimasukkan di album kali ini degan judul
‘Stay The Night’. Nada rock n’ roll dan rasa American Idiot terdapat di nomor
‘Carpe Diem’, sebuah lagu yang sangat cocok untuk didengarkan dalam perjalanan
pulang yang melelahkan.
Bagi anda
yang merindukan sound lama Green Day seperti yang terdapat di Insomniac atau
Nimrod, silahkan simak ‘Let Yourself Go’ dan ‘Loss Of Control’, atau di lagu
‘Angel Blue’ yang terdengar seperti lagu band pop punk remaja yang sedang
berlatih di garasi, tapi memiliki karakter yang kuat. Sedangkan bagian pembuka
pada lagu ‘Fell For You’ mengingatkan saya akan nada-nada romantis milik Social
Distortion.
Pesta rock
n’ roll ala west coast terasa kental di nomor ‘Troublemaker’. Sederhana dan
bisa membuat anda bergoyang sepanjang lagu. Lain lagi di nomor ‘Rusty James’,
mengingatkan kita akan lagu Letterbomb. Lagu yang menceritakan kegelisahan
mereka akan Gilman Street, sebuah komunitas dimana mereka berasal. Dan entah
kenapa ‘Sweet 16’ terasa seperti lagu yang tercecer dari beberapa album mereka
sebelumnya, seperti Dejavu akan salah satu lagu lama mereka.
Overall,
Green Day benar-benar menunjukkan kedewasaan mereka dalam bermusik di album ini.
Album ini benar-benar cocok didengarkan di musim gugur seperti ini. Dan jangan
percaya penuh saat Billie Joe berkata, ‘Kami akan kembali lagi seperti (sound)
Green Day yang dulu’. Karena Green Day sejatinya memang ingin benar-benar
berpesta menghindari hingar bingar ledakan di Timur Tengah.
0 komentar:
Posting Komentar